GSI.COM//AGAM-SUMBAR- Bengkel Ban Ekonomi ‘di Pinggir Jalan’ yang Jadi Sandaran Hidup Nasrul atau yang biasa di sapa anas tidak patah semangat. Ia meyakini bahwa rezeki tidak ke mana-mana kalau mengutamakan kepuasan pelanggan dalam pelayanan di bengkel.
Nasrul atau yg biasa di sapa anas beraktivitas di bengkel miliknya di pinggir Jalan Siti Manggopoh pasar durian kabupaten agam (Foto:citra jaya Agam com.)
GSI.com – Dengan tangan berlumur oli, Nasrul 35 tahun, menyalakan mesin kompresor yang terletak di salah satu pojok bengkel.
Sejurus kemudian, ia mengambil ujung selang kompresor berwarna kuning, meletakkannya pada pentil ban depan beat, sepeda motor milik seorang pelanggan yang datang mengisi angin ban siang itu.
Nasrul menekan ban dengan jari tangan untuk memastikan, apakah angin yang masuk sudah cukup atau belum. Tidak sampai satu menit, kondisi ban kembali seperti sedia kala.
Nasrul berpindah ke pekerjaan lain. Dulu Ia pernah bekerja di barber shop .Ia menaruh benen yang bocor di atas tempat perapian yang sudah dinyalakan sebelumnya.
Setelah menunggu sekitar lima menit, karet bakar sudah menyatu dengan benen. Nasrul lantas memasukkan kembali benen ke dalam ban dan mengisinya dengan angin yang bersumber dari kompresor.
Begitulah gambaran aktivitas Nasrul, (anas) sapaan akrabnya, saban hari, yang ia lakoni dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 19.00 malam di bengkel miliknya di pinggir Jalan siti Manggopoh pasar durian kabupaten Agam.
Seorang bujang yang tak gengsi dengan pekerjaan ini melayani tambal ban untuk beberapa jenis kendaraan, dari sepeda motor hingga mobil. Ia juga menerima servis ringan seperti ganti oli, serta ganti ban mulai dari sepeda hingga mobil,dan truk Fuso.
“Saya pun terima tambal ban dengan servis yang ringan-ringan, harganya beda-beda,” kata Nasrul. kepada GSI COM pada selasa 15 april 2025
Ongkos kerja tambal ban sepeda motor berkisar Rp 10 ribu hingga Rp15 ribu. Sedangkan ban mobil, mulai dari Rp25 ribu hingga Rp50 ribu. Servis ringan lainnya dipatok harga Rp5 ribu hingga Rp15 ribu.
Nasrul membuka usaha bengkel ban kendaraan bermotor pada tahun 2021 dengan total modal awal Rp25 juta. Modal awal ini dikumpulkan dari tabungannya selama sekian tahun.
Lajang yang asli orang Pariaman dan tinggal di bawan ini tidak membeli semua perlengkapan dan alat bengkel pada awal usaha. Perlengkapan bengkel dibeli satu per satu sesuai dengan kondisi keuangan yang minim.
“Saya beli dulu kompresor dan alat bantunya seharga Rp3 juta. Baru tambah yang lain setelah itu,” kata, NASRUL
Modal awal, lanjut NASRUL, sebenarnya tidak membengkak hingga Rp30 juta. Itu terjadi karena ia mengontrak bangunan bengkel, ditambah dengan belanja perlengkapan bengkel.
“Saya ngontrak bengkel di orang punya tempat usaha. Pasti kita bayar. Kalau ada lahan sendiri pasti modalnya di bawah angka itu,” tutur NASRUL(anas)
“Padahal untuk buka usaha bengkel ini, walaupun kecil tapi butuh modal yang besar.”
Bengkel milik nasrul , di pasar durian Manggopoh lubuk Basung kabupaten Agam. (Foto: Citra jaya Agam.com)
Dari sisi pendapatan, nasrul bisa meraup Rp250 ribu hingga Rp500 ribu dalam sehari bila ramai pelanggan. Kalau sepi, pendapatan berkisar di Rp150 ribu sampai Rp200 ribu.
Pendapatan itu belum dikurangi biaya operasional selama sebulan. Ia tak merinci berapa besarnya. Demikian juga laba bersih yang ia terima dalam sebulan, tidak disampaikan secara detail.
Nasrul, hanya bilang, usaha bengkelnya bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya masa lajangnya.
“Kendala dan tantangan saya ya hanya mesin kompresor, kan baru-baru mesin ini pinjam dari kakak iparnya, jadi saya ada beli baru biayanya sekitar Rp40 juta lebih.”
Menjamurnya bengkel di beberapa titik di Kota lubuk Basung kabupaten agam ikut menurunkan pemasukannya. Dari yang semula barber shop atau pangkas rambut yg hanya di gaji Rp1,5 juta per bulan, kini alhamdullillah omset bisa sehari 200- 500 ribu perhari.
Nasrul tidak patah semangat. Ia meyakini bahwa rezeki tidak ke mana-mana kalau mengutamakan kepuasan pelanggan dalam pelayanan di bengkel.
“Kita harus beri yang terbaik supaya pelanggan puas,” ujarnya.
Nasrul atau yang biasa di sapa anas pernah bekerja di sejumlah bengkel besar di kota Pariaman dan padang menerima gaji untuk masa lajangnya. Sejak 2021. dia memperoleh pemasukan dari usaha bengkelnya sendiri.
“Sebelumnya, saya kerja ikut Abang ipar sampai 2021 Awal kerja juga saya digaji per hari dengan Rp 60 ribu,” tuturnya.
“Setelah saya pikir dan beberapa orang yang beritahu saya, kenapa saya tidak buka usaha sendiri padahal saya punya keahlian di bidang tempel ban.
Kini, usaha bengkel telah menjadi sandaran hidup bagi NASRUL dan.orang tua nya. Dia bangga karena sudah tidak bergantung pada orang lain tapi sudah mampu berdiri di atas kaki sendiri.
“Kami punya pemasukan hanya dari saya punya usaha tambal ban, untuk segala macam kebutuhan. Mulai dari makan dan minum, bangunan bengkel yang kami kontrak,sekalian tempat tinggal dan fasilitas lainnya yang kami kontrak itu dari bengkel ini.”(Citra jaya)
Bengkel Terbaik Di Manggopoh Kabupaten Agam
