GSI.COM//SUMBAR- Rohmiatun NIM 240501027 Di era zaman yang semakin canggih, kemudahan untuk mengakses informasi dapat dirasakan oleh siapa saja. Kemajuan peradaban dan kecerdasan yang senantiasa meningkat, mempengaruhi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Di berbagai bidang kehidupan ada banyak sekali alat bantu berupa teknologi canggih yang dapat membantu pekerjaan manusia, salah satu tools yang saat ini gencar digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia adalah AI. AI menurut Henny Purwanti ialah sebuah teknologi yang dapat ditemukan pada bidang komputer dan berperan untuk menyelesaikan suatu masalah. AI merupakan sebuah teknologi yang dikatakan mampu menandingi kecerdasan kognitif pada manusia.
Dunia pendidikan tidak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi AI, salah satu contoh tools AI yang kerap digunakan di dunia Pendidikan oleh mahasiswa adalah Chat GPT. Chat GPT merupakan singkatan dari Generatif Pre-training Transformer) dapat diartikan sebagai kecerdasan buatan yang dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan dengan menggunakan format percakapan.
Menurut survei terbaru yang dirilis oleh Statista Consumer Insights, Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara dengan tingkat antusias yang tinggi dalam penggunaan AI. Survei menunjukkan responden yang menyatakan bahwa mereka adalah pengguna AI, salah satunya Chat GPT, di Indonesia berjumlah 41 persen. Survei ini
Kemampuan analitik yang cepat dan efisiensi yang tinggi membuat banyak mahasiswa memilih menggunakan Chat GPT sebagai terobosan instan dalam menyelesaikan segala bentuk tugas. Kompleksitas benefit yang diberikan oleh Chat GPT mendorong semakin banyak minat mahasiswa untuk menjadikan Chat GPT sebagai garda terdepan dalam penyelesaian tugas. Pada dasarnya, Chat GPT, merupakan tools yang diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Meskipun memiliki potensi yang besar, tetapi pada pengaplikasiannya jelas diperlukan batasan-batasan untuk mengantisipasi besarnya dampak dan tantangan yang diberikan. Salah satu tantangan yang harus diwaspadai sebagai sebuah ancaman adalah adanya ketergantungan akibat kemudahan yang diberikan oleh Chat GPT kepada mahasiswa. Ketergantungan ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir kritis pada mahasiswa karena mahasiswa dengan mudah diterlenakan oleh kecanggihan Chat GPT.
Kemudahan dalam mengakses informasi yang didapatkan dari Chat GPT tentunya juga harus diimbangi dengan usaha berpikir kritis agar kemudahan yang didapatkan tidak hanya sekadar memanjakan mahasiswa. Kemudahan ini seharusnya cukup dijadikan sebagai bahan referensi untuk mendukung dan memperkuat informasi dalam mengerjakan tugas. Karena sebaliknya jika pemanfaatan Chat GPT tidak diimbangi dengan upaya berpikir kritis yang baik, maka yang terjadi adalah tingginya angka plagiasi, mahasiswa jadi kurang berusaha untuk menyelesaikan tugas secara mandiri, dan memungkinkan adanya penurunan prestasi.
Dampak negatif ini sudah sepatutnya dihindari dengan melakukan berbagai cara. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencegah dampak ini ialah dengan memahami etika penggunaan AI dalam dunia pendidikan. Berikut adalah etika penggunaan AI dalam dunia Pendidikan untuk meminimalisir penyalahgunaan menggunakan AI dan segala bentuk tools-nya termasuk Chat GPT dalam penerapannya saat mengerjakan tugas :
Jadikan AI hanya sebagai bahan referensi. Dengan berkomitmen menjadikan AI hanya sebagai bahan referensi, mahasiswa akan cenderung lebih sadar bahwa AI dan segala tools-nya hanyalah alat bantu untuk mendukung dan memudahkan mengerjakan penugasan. Sehingga tidak disarankan untuk menjiplak keseluruhan informasi yang didapatkan.
Pastikan untuk tidak men-copy paste segala informasi yang didapatkan dari berbagai tools AI. Ini dilakukan untuk mengurangi tingginya angka plagiasi
Tidak menjadikan AI sebagai satu-satunya sumber informasi. Dalam mengerjakan tugas, pada dasarnya mahasiswa dituntut untuk dapat berpikir lebih luas dan menggunakan banyak referensi guna menambah variasi informasi. Dengan tidak menjadikan AI sebagai satu-satunya sumber informasi, mahasiswa juga secara tidak langsung akan terus didorong untuk memaksimalkan berbagai informasi yang ada sehingga menumbuhkan pula semangat membaca dan semangat berpikir kritis.
Etika di atas diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk produk AI, seperti Chat GPT. Dengan melaksanakan etika di atas mahasiswa akan semakin sadar dan mengurangi ketergantungan secara instan terhadap AI dan segala produk-produk turunannya. Karena pada akhirnya orisinalitas dalam mengerjakan tugas juga sangat diperlukan. Hal ini juga nantinya dapat menakan angka plagiasi yang semakin tinggi di kalangan mahasiswa, meningkatkan angka prestasi, dan menciptakan mahasiswa dengan nilai-nilai kemandirian.
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa Chat GPT sebagai salah satu produk AI bisa memberikan dua dampak, baik itu dampak negative maupun dampak positif tergantung bagaimana pengguna memanfaatkannya. Chat GPT sangat berpotensi membantu meringankan tugas-tugas mahasiswa dengan kemudahan akses terhadap informasi, kelengkapan informasi, dan juga kemampuan kognitif yang sangat baik. Jika kelebihan-kelebihan ini dimanfaatkan dengan baik, sudah pasti mahasiswa akan merasakan dampak baiknya disamping mendapatkan kemudahan dalam Pendidikan. Namun, sebaliknya, jika penggunaan Chat GPT tidak dilakukan dengan menerapkan kaidah-kaidah/etika yang sesuai maka akan mengakibatkan kecenderungan untuk terus bergantung kepada Chat GPT karena kemudahan akses yang diberikan.
Sebagai cendekiawan yang bijak sudah sepatutnya menggunakan sebuah tools dengan semestinya. Hidari keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat karena itu akan memicu ketergantungan terhadap suatu tools yang diberikan. Karena pada akhirnya, segala alat yang diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia, bisa menjadi peluang dan ancaman tergantung bagaimana memanfaatkannya.
DAFTAR PUSTAKA
MiiTel, 2024. “Survei: Indonesia Peringkat 4 Negara Paling Antusias dengan AI.” Jakarta.
Purwanti, Henny. 2023. “Artificial Inteligence (AI) Pembantu Pekerjaan Manusia.” Jakarta: Kementrian Keuangan Direktoral Jendral Kekayaan Negara.
Zakiyah, Nisa Ul, Vina Ameera, Anggina Elsa Ritonga, Nur Aisah, Sindi Awwaliyah Lingga, and Rizki Akmalia. “Penggunaan AI Dalam Dunia Pendidikan ”. Mahira: Journal of Arabic Studies 4, no. 1 (June 29, 2024): 1-16. Accessed January 10, 2025. http://jurnal.iairm-ngabar.com/index.php/mahira/article/view/797